Camp Lintas Iman 2024: “RAKET”
SITUBONDO – Lebih dari 60 peserta umat beragama dari berbagai komunitas mengikuti Camp Lintas Iman tahun 2024 dengan semangat di GKJW Jemaat Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo pada tanggal 12-13 Juli 2024.
Acara dibuka tepat pukul 15.00 WIB (12/7) dengan Penuh kebersamaan di gedung balai pertemuan GKJW Jemaat Wonorejo. Diawali dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan penampilan tari khas Situbondo yaitu “Tari Landhung”. Beberapa sambutan dari Bapak Pendeta Ubin Maulana selaku perwakilan PHMJ Wonorejo, Ibu Pendeta Sarwindra Rusdiahwati selaku Sekbid lintas bidang MA, dan Bapak Pendeta Fajar Wicaksono selaku perwakilan PHMD Besuki Timur. Acara camp lintas iman tahun 2024 dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Bapak Pendeta Fajar Wicaksono.
Suasana malam(12/7) terasa lebih hangat saat Pdt. Yodi Agung Wiranata sebagai pemandu pada sesi pertama, sekaligus mengawali sarasehan lintas iman bertema “RAKET” yang merupakan singkatan dari ramah, kenal, dan toleransi, yang merupakan wujud dalam membangun dan mempererat relasi antar umat beragama. Dengan Pembicara dari berbagai keyakinan, yaitu Bapak Pendeta Crysta ( Balewiyata), Bapak Teddy ( Hindu), Bhante Mulyono (Budha), dan Ketua stasi Nicholas (Katolik) mengupas mengenai pengenalan agama, prinsip ibadah, hingga ciri khas setiap kepercayaan. Diskusi yang dalam ini menegaskan bahwa nilai-nilai kebajikan menjadi inti bagi setiap ajaran agama.
Suasana persaudaraan semakin meriah dengan di adakannya api unggun dan berbagai aktivitas permainan yang memperat tali persaudaraan dan yel-yel yang penuh semangat dari setiap kelompok. Kegiatan ini tidak hanya mempererat tali persaudaraan antar umat beragama, tetapi juga mengukuhkan komitmen untuk menjaga kerukunan dan perdamaian berakhir pukul 21.00 wib. Camp tenda yang sudah disediakan oleh panitia lokal menjadi tempat yang nyaman bagi peserta camp untuk istirahat malam.
Pada hari kedua acara, (13/7) tepat pukul 06.00 WIB pagi, para peserta camp diajak untuk mengikuti sesi senam bersama di halaman gereja. Acara senam ini menjadi momen yang menyegarkan dan menghidupkan semangat bagi semua peserta sebelum memulai rangkaian acara kegiatan hari itu. Setelah membersihkan diri dan mandi, peserta camp kemudian menikmati sarapan pagi.
Setelah sarapan pagi, peserta camp melaksanakan bakti sosial di Pantai Cemara Bimorejo. Bakti sosial ini dilakukan oleh semua peserta camp beserta pendamping dengan mengumpulkan lebih dari 10 kantong plastik yang berisi sampah plastik dan organik yang tersebar di sepanjang lokasi Pantai Cemara. Ini adalah langkah konkret kami untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal.
Secara kebetulan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya sedang melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata di lokasi yang
sama.
Peserta camp lintas agama bekerja sama dengan mahasiswa UIN dalam kegiatan bakti
sosial ini, yang kemudian dilanjutkan dengan acara outbound bersama. Kehangatan dan saling mengenal antar peserta semakin terjalin saat mereka bersama-sama berpartisipasi. Ibu Endang Wahyuni, sebagai Assisstant Professor sekaligus penanggung jawab dari mahasiswa UIN, merasa senang dengan kolaborasi ini dan partisipasi anak didiknya dalam kegiatan tersebut. Para pendamping juga aktif berinteraksi dan saling berbagi pengalaman, baik dalam tugas di dalam negeri maupun di luar negeri. Khususnya, camp lintas iman ini dihadiri oleh Miss Julia, utusan dari United Evangelical Mission (UEM), enam bulan berada di Balewiyata malang yang sudah mahir berbahasa Indonesia.
Setelah acara outbound, mereka berfoto bersama untuk mengingat momen berharga ini , sebagai bagian dari sisipan kegiatan yang akan dilanjutkan dengan kerja sama yang baik ,untuk bisa dilanjutkan dalam Program agenda silaturahmi lintas iman di tahun mendatang.
Pukul 11.30 WIB, peserta kembali ke gereja untuk membersihkan diri dan mandi, lalu melanjutkan dengan makan bersama di atas daun pisang juga sarat makna yang dalam bahwa mereka berkumpul makan di atas alas daun yang sama tanpa tirai pembatas yang membedakan tingkatan status sosial ekonomi mereka.Makan siang bersama ini tak hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam dalam banyak budaya dan tradisi manusia. Aktivitas ini mencerminkan keterhubungan sosial, komunitas, kebersamaan, serta saling ketergantungan antara peserta camp.
Pesan dan kesan sebagai salah satu rangkaian acara untuk mengetahui perasaan peserta setelah melakukan atau berada pada situasi dan lingkungan tertentu. Pesan dan kesan peserta camp kali ini berisikan ungkapan perasaan mereka tentang dua hari kebersamaan tidak harus putus setelah acara ini selesai,tetapi menjadi kesinambungan kerjasama yang baik dan terus diadakan di tahun-tahun berikutnya. Pesan dan kesan kali ini ditandai dengan menempel tulisan dari masing-masing peserta camp di papan berbentuk love.
Acara ditutup dengan ikrar dan doa lintas agama bersama peserta dari masing – masing perwakilan agama. Dalam ikrar tersebut, peserta berjanji untuk lebih bersikap ramah, berusaha mengenal lebih dalam umat satu sama lain, serta menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan bermasayarakat.
Camp lintas iman 2024 ini menjadi bukti nyata bahwa keberagaman agama adalah sumber kekuatan dalam mewujudkan harmoni sosial. Semoga semangat persatuan dan kerjasama ini terus menginspirasi generasi mendatang untuk membangun masa depan yang lebih baik bersama-sama.Tuhan Memberkati.