Tanggul Bencana MD Besuki Timur mengikuti Jambore III Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Timur 2025

MD Bestim150 views

BANYUWANGI – Tim Tanggul Bencana Majelis Daerah (MD) Besuki Timur ikut ambil bagian dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Pantai Grand Watu Dodol (GWD) Banyuwangi pada 12–14 September 2025.

Kehadiran tim ini menjadi wujud nyata komitmen GKJW MD Besuki Timur dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana di wilayahnya. Selama kegiatan, tim ikut serta dalam berbagai agenda seperti diskusi , pelatihan kesiapsiagaan bencana, dan simulasi evakuasi di kawasan pantai.

Koordinator Tim Tanggul Bencana MD Besuki Timur Bp. Bambang Suwito Adi menyampaikan bahwa keterlibatan mereka di forum ini penting untuk memperkuat kapasitas relawan dan memperluas jejaring dengan pihak-pihak terkait seperti BPBD, SAR, dan komunitas siaga bencana lainnya serta menyerahkan Bantuan sosial dalam bentuk sembako, “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kepedulian dan kesiap siagaan kita ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh 803 peserta yang datang dari 29 provinsi dan mewakili 105 kabupaten/kota, termasuk perwakilan penyandang disabilitas dari Kabupaten Malang. Sekjen FPRB Jawa Timur, Catur Sudarmanto menambahkan, peserta jambore ini diikuti beragam relawan. Juga diikuti perwakilan disabilitas, termasuk sahabat tuli, sahabat netra, dan sahabat daksa. Partisipasi yang beragam ini menunjukkan besarnya perhatian terhadap upaya pengurangan risiko bencana secara inklusif dan berkelanjutan. “Jadi semua kelompok masyarakat dari unsur apapun kita ajak bersama-sama. Kita beri ruang yang sama untuk untuk terlibat, berbagi pengalaman, dan memperkuat kapasitas penanggulangan bencana di wilayah masing-masing,” ujarnya.

Acara pembukaan berlangsung meriah dengan tarian khas Banyuwangi, “Banyuwangi merasa terhormat dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan berskala nasional ini. Terima kasih kepada Pemprov Jatim dan semoga jambore ini menjadi ajang saling belajar bagi daerah dalam antisipasi dan menghadapi bencana,” kata Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono saat menghadiri Jambore FPRB, Sabtu (13/9/2025).

Forum secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono. Sekdaprov menilai jambore ini penting dalam upaya kesiapsiagaan bencana. Menurutnya, penanggulangan bencana harus melibatkan semua pihak agar masyarakat semakin sadar dan berkapasitas menghadapi ancaman bencana, yang sekaligus menyerahkan santunan kepada anak yatim sebagai wujud kepedulian sosial. Sebagai penutup di acara pembukaan dilakukan penanaman pohon cemara udang oleh panitia dan para undangan sebagai simbol komitmen menjaga kelestarian lingkungan.

Selama kegiatan berlangsung, utusan dari MD Besuki Timur aktif mengikuti diskusi , pelatihan kesiapsiagaan bencana, serta simulasi evakuasi di kawasan pantai. Partisipasi ini  memperluas jejaring kerja sama dengan  relawan, serta komunitas peduli bencana dari seluruh Indonesia. Kurangnya fasilitas untuk Tim Tanggul Bencana MD Bestim akan diajukan di PKT tahun 2026 dan apa yang kami dapatkan di Rowo Terate dan sekarang di Banyuwangi akan kami terapkan dalam pelayanan tanggap bencana di wilayah kami,” ujar Bp. Joko Adi Prasetyo selaku sekretaris dari komisi TB di MD Bestim.

Acara ditutup pada Minggu, 14 September 2025, dengan semangat kolaborasi yang tinggi dari semua peserta. Ketua Tim Tanggul Bencana MD Besuki Timur menyampaikan bahwa pengalaman yang diperoleh akan diterapkan di jemaat-jemaat GKJW untuk meningkatkan kesiap siagaan masyarakat menghadapi potensi bencana.

Dengan mengikuti FPRB, diharapkan tim tanggul bencana MD Besuki Timur semakin siap dan tanggap menghadapi potensi bencana di wilayah pesisir dan pegunungan, serta dapat mengedukasi jemaat dan masyarakat sekitar tentang pentingnya mitigasi bencana atau serangkaian upaya pengurangan risiko dan dampak bencana sebelum bencana terjadi, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat untuk menghadapi dan mengurangi risiko ancaman bencana. Tujuannya adalah meminimalisir jumlah korban jiwa dan kerugian, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanggulangan bencana, dan menjadi pedoman dalam perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Tuhan memberkati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *